Slank benar, Kota Batik (memang) di Pekalongan. Bukan di kota lain. Banyak warga di sana yang kehidupannya bergantung pada kerajinan tersebut.Di beberapa desa, hampir setiap rumah membuka usaha batik. Sentra penjualan batik juga tersebar di beberapa tempat. Membatik seolah menjadi denyut nadi kota itu.Dan denyut itu tak pernah berhenti. Dari pagi hinggga malam, berlanjut hingga pagi kembali. Mulai dari menulis, cap, mewarnai, mengeringkan, hingga menjual. Bahkan, sebuah museum juga didirikan di tengah kota. Di sana, beragam koleksi serta data bisa dipelajari. Termasuk belajar membatik bagi yang ingin.Perajin Pekalongan juga mempunyai jasa yang cukup besar terhadap perkembangan batik di kota lain. Mereka kerap mengadakan workshop untuk perajin luar kota. Di situ, ilmu dan keterampilan yang dipunya dibagikan.Meski demikian, hendaknya jangan dilupa dampak yang timbul. Pencemaran air yang mengakibatkan sungai serupa pelangi harus dicegah. Kerusakan lingkungan yang bisa menimbulkan sakit bagi manusia sendiri sudah semestinya diakhiri. @
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar