Rabu, 19 November 2008

Miauw


Yah, ini cerita yang agak menyedihkan..
Tentang kucing di kontrakan (tapi bukan kucingku), tepatnya di kamarku.
Awal minggu ini, setelah balik dari Semarang tiba-tiba aku mendapati dua kucing di kamar kontrakan. Mereka dengan tenang tidur di rak buku pagi itu. Yang satu di bagian tengah, yang satunya di bagian bawah. Agaknya, mereka tertidur sedari malam.
Aku terus terang, ga begitu suka kucing. Tapi juga ga benci. Makanya, kubiarkan saja mereka di sana. Terus aku pergi ke tempat kerja.
Siangnya, pas balik lagi ke kamar, sekilas mereka telah tiada. Tapi sesaat setelah rehat sejenak di kursi, sayup-sayup (wuih kayak sastrawan ga sih) terdengar suara. "Miauw..miauw..," begitulah bunyinya.
Sumber bunyi, sepertinya dari rak buku. Segera saja aku liatin itu rak. Dan, apa yang terjadi?
Tak kuduga. Kalo tadi ada dua kucing besar, sekarang yang ada justru dua kucing kecil. Item-item lagi.
Kucingnya mengecil?
Ha.. Gak lah.. Ternyata salah satu kucing besar itu melahirkan dua kucing kecil. Di kamarku! Ceceran darah di lantai masih membekas.
Baru sekali ini aku berhadapan dengan situasi seperti itu (ha.ha.. segitunya..). Bingung, kutelpon bapak aku. Dia bilang, pindahin aja. Tapi jangan di tempat terbuka, ntar kedinginan.
OK lah. Aku turuti saran itu. Dua kucing itu aku taruh di kardus beralas kain. Terus kupindahkan mereka di garasi.
Malamnya, satu kucing besar (mungkin ibunya) datang ke kamarku (nyelonong aja ni). Dia mengeong, seperti mencari anaknya. Aku bilang, tu dah di garasi. Seolah memahami, sang ibu itu langsung berjalan ke garasi.
Aku pikir, masalah selesai..
Sampai esoknya, kucing itu lagi-lagi nyelonong ke kamarku. Dia melongok ke rak buku, trus jalan keliling kamar sebentar, trus akhirnya keluar. Tepat di depan pintu, ibu kucing berhenti. Ngeong lagi beberapa kali. Lalu jalan ke garasi, Ngeong lagi. Beberapa kali.
Ternyata, anaknya hilang.
Ya, penasaran mengapa dia cerewet terus malam itu. Aku coba nyusul dia di garasi. Ternyata, kucing-kucing kecil yang tadinya ada di sana sekarang ga ada.
Jadilah, aku hidup dengan penyesalan. Sampe tulisan ini dibuat, ibu kucing yang besar itu masih selalu menghampiri kamarku. Ngeong beberapa kali mencari anaknya. Terus berjalan ke garasi. Ngeong lagi berkali-kali. Berulang-ulang..
Maap ya kucing.. @

November

NB: Belakangan diketahui, kucing kecil yang baru lahir dipindahin temen kontrakanku ke tempat lain. He.. Kasihan ibu kucing.. Coba cari di tempat lain ya.. Temenku sendiri bilangnya diletakkan di depan rumah.

Tidak ada komentar: